Dunia terkejut ketika pada Jum’at
(2/1) sore waktu Indonesia Barat seorang kapten tim mengumumkan untuk tidak
memperpanjang kontraknya dalam sebuah klub. Tak sembarang kapten, namun juga
telah menjadi ikon kotanya. Steven George Gerrard nama lengkapnya, memutuskan untuk
mengakhiri masa baktinya sebagai kapten tim
Liverpool FC seusai musim 14/15 paripurna. Sebuah keputusan besar untuk tidak
memperpanjang kontrak untuk bermain bagi klub yang membesarkanya sejak merintis
karir di akademi hingga menyandang ban kapten di tim senior. Tak kurang sudah
17 tahun seorang Gerrard, pria penuh kharisma yang lahir di bagian dari distrik
Merseyside Liverpool bernama Whiston, mengocek si kult bundar.
Kondisi Gerrard ketika
mengumumkan diri untuk tidak memperpanjang kontrak di akhir musim sebenarnya
berada dalam kondisi persimpangan. Liverpool, tim yang dibelanya, berada dalam
kondisi yang jauh dari kata memuaskan hingga pekan ke 20 Premier League. The Reds tececer ke peringkat 8 klasemen
sementara jauh dari pencapaian runner up pada musim 13/14. Analisis yang
berkembang, mandeknya permainan Liverpool yang sering kehilangan poin dan tak
berkarakter pada tiap pertandinganya adalah merupakan andil dari pemain yang
memiliki nama akrab Stevie G. Umur tak bisa dibohongi. Pada usianya yang ke 34
statstik dan performa Kapten bernomor 8 ini telah menurun.
Menurut statistik yang
dikeluarkan oleh Squawka, dalam 17 pertandingan ketika Gerrard diturunkan
sebagai starter selama 90 menit, hanya 6 yang berakhir dengan kemenangan. Bahkan
ketika partai away ketika kalah 3-1 melawan Crystal Palace statistik tacklenya
tak ada satupun yang berhasil alias 0%! Hal ini berpengaruh pada rataan tackle
yang berbanding terbalik bagi seorang Steven Gerrard. Sampai pekan ke 20 EPL
musim ini hanya 27 tekel yang sukses, tak ada setengahnya dari catatan yang ia
torehkan dengan namanya pada musim lalu berjumlah 71.
Statistik tekel Steven Gerrard ketika Liverpool kalah 1-3 dikandang Palace foto via twitter.com/squawka |
Perbandingan performa yang tampak menurun dari Steven Gerrard dari musim 13/14 ke musim 14/15 foto via squawka.com |
Atas dasar menurunya performa,
menit bermain seorang Gerrard menjadi berkurang. Tak ayal bangku cadangan saat
ini menjadi teman akrab seorang ikon kota Liverpool ini. Kondisi ini mau tak
mau diambil pelatih Brendan Rodgers ketika kekompakan tim tak kunjung muncul. Posisi
Gerrard yang berevolusi sejak musim lalu yakni menjadi gelandang bertahan tak
lagi memberikan rasa aman bagi back four
di belakangnya. Sosoknya mulai tergantikan oleh seorang Lucas Leiva dengan
catatan statistik yang lebih mentereng dari Gerrard dalam posnya sebagai filter
pertama serangan lawan, dengan 36.5% intersep. Sementara sosok Stevie G hanya
mampu menorehkan 20% intersep hingga pekan ke 20. Kondisi ini menjadi dilematis
bagi Rodgers. Sebagai seorang gaffer,
masih sulit rasanya untuk menafikkan pemain sekaliber Gerrard hanya di bangku
cadangan. Berbagai opsi sudah dilakukan B-Rod untuk terus memakai Gerrard
sebagai inti permainan Liverpool seperti menduetkan Gerrard dengan Lucas dalam
skema double pivot hingga mengorbankan
Henderson di posisikan sebagai sayap kanan.
Hasilnya pun setali tiga uang, performa tim tetap tak kunjung maksimal.
Secara implisit bisa kita lihat
bahwa keputusan Gerrard untuk tidak memperpanjang kontraknya di Liverpool
karena personal dari sosok mantan kapten timnas Inggris ini yang masih ambisius
untuk mendapatkan menit bermain yang reguler 90 menit pada tiap pekan. Keputusan
untuk meninggalkan Liverpool pada akhir musim 14/15 untuk selanjutnya mencicipi
tantangan baru di liga sepakbola Amerika Serikat, Major League Soccer (MLS),
seakan menguatkan ambisinya untuk terus berpeluh keringat di lapangan hijau.
Statement resmi dari Gerrard untuk melanjutkan karirnya di Major League Soccer tertekam dari tweet resmi @LFC |
Pada akhirnya, keputusan dari Captain Fantastic untuk tidak
memperpanjang kontrak bersama Liverpool pada akhir musim 14/15 adalah keputusan
yang perlu diputuskan pada titik sebuah persimpangan. Di satu sisi, Liverpool
sebagai sebuah tim perlu terus berkembang tanpa harus terhambat oleh figur satu
atau dua pemain saja. Sementara pada sisi yang lain, seorang ikon tim merasa
masih mempunyai gairah untuk terus bermain. Sebagai seorang kopites, perlu rasanya legowo dan mengapresiasi keputusan seorang
Steven Gerrard untuk mengakhiri petualanganya di Liverpool selama 17 tahun pada
akhir musim nanti, seperti besarnya rasa apresiasinya yang ia ungkapkan untuk
mewakili para suporter Liverpool FC sebagai pemain dan sebagai seorang kapten.
“It has been a previlege to represent you, as a player and as a captain. I have cherished every second of it”
Thank you, Stevie.
@aditmaulhas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar