Musim panas
yang amat terik di eropa menjadi awal langkah klub sepakbola eropa untuk
memulai bersiap menjelang musim liga yang baru. Perpindahan pemain dalam
transfer window turut berperan dalam persiapan menjelang liga baru. Aksi jula
peli pemain guna memperkuat segala lini menjadi hal yang taktis untuk meraih
kesuksesan di Liga yang akan segera bergulir. Tak jarang harga gila-gilaan atau
overrated kerap kali muncul saat pintu transfer window dibuka.
Selain transfer
window yang selalu dijadwalkan oleh director club of football sebuah klub Liga
Eropa, laga persiapan sebagai ujicoba menjadi hal yang tak boleh
dikesampingkan. Laga pra-musim ini tak ayal menjadi ajang ujicoba rekrutan baru
di transfer window dan sebagai tolok ukur kekompakan sebuah tim, apakah telah
siap tanding dalam perjalanan liga yang begitu ketat. Bentuk laga pra-musim ini
pun dikemas secara beragam. Mulai dari sekedar laga ujicoba sebagai kewajiban
yang tertulis dalam klausul kontrak transfer pemain, laga testimonial mengenang
pemain legenda, sebuah turnamen yang hanya berjarak 2 hari per pertandingan
hingga tur melawat hingga ke belahan benua lain.
Laga pra-musim yang dikemas
secara tur menjadi buah bibir, terutama kemunculanya yang teramat sering
sehingga menimbulkan kesan “ekspansi” yang dilakukan klub Eropa sana.
Manchester United memulainya dengan melakukan Tur ke Asia, utamanya Jepang dan
Korea, yang mereka yakini sebagai fanbase terbesar menyaingi jumlah suporter di
kota Manchester sendiri. Setelah itu lub Eropa mulai getol melanjutkan tur
pra-musim ke benua Asia. Tercatat Real Madrid, Barcelona, Chelsea hingga
Liverpool tanpa ragu-ragu memboyong armadanya menuju timur jauh. Tak hanya
Jepang dan Korea Selatan saja yang menjadi santapan namun merambah hingga Asia
Tenggara seperti Thailand, Malaysia dan tentu saja Indonesia.
Indonesia XI vs Liverpool FC via indonesia.liverpoolfc.com |
Menjadi semacam angin segar
ketika mengetahui kabar bahwa klub kebanggaan sedari kecil dulu ketika menonton
sepakbola Eropa, Liverpool, melakukan tur pra-musimnya di Indonesia. hal ini
menjadi yang pertama kali, karena sebelumnya Liverpool melakukan tur pra-musim
ke Asia namun tak merambah hingga Indonesia. mungkin bisa dibilang, tur ini
adalah buah kesuksesan dari kerjasama maskapai penerbangan milik bumi pertiwi,
Garuda Indonesia sebagai sponsor resmi Liverpool Football Club. Tanggal 20 Juli
2013 bertempat di Stadion Gelora Bung Karno akan berhadapan dengan pemain
terbaik Indonesia dengan nama Indonesia XI.
Seperti yang kita tahu laga
tersebut berakhir dengan kemenangan 2-0 untuk Liverpool. Namun sebuah
pertanyaan terbesit ketika menjelang pertandingan tersebut. Sebagai seorang
kopites, pendukung Liverpool, tentu saja wajar ditanyai pertanyaan seperti ini.pertanyaan itu adalah:
“Bro, gak ke Jakarta nonton Liverpool?” Dan jawaban saya waktu itu adalah: “Nggak. Entah kenapa nggak minat.”
Waktu itu jawaban saya mengapa melewatkan laga pra-musim
Liverpool di Indonesia adalah sesimpel itu. Mungkin alasan yang tepat untuk
melewatkan laga tersebut adalah seperti ini secara panjang lebar kurang lebih:
Pertandingan tur pra-musim tidak memiliki jiwa sebenarnya pertandingan. Tak ada hal yang di perjuangkan oleh 11 pemain dari kedua tim. Sepakbola sejenak menghilangkan esensi lelaki. That is any something worth to uphold in football match, but not in football friendly match.
Saya tahu pendapat ini sangatlah debate-able. Namun setidaknya
saya telah mengungkapn dan anda bisa memulai untuk berpikir. Ini tentang
sepakbola, olahraga yang sama-sama kita gemari akan keindahanya dari berbagai
sudut pandang.
@aditmaulhas.